Hotspot: Fondasi dari Cluster
Hotspot adalah deteksi sumber panas yang membentuk cluster.
Hotspots are heat source detections that build Clusters
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
- Apa itu Hotspot
- Satelit yang digunakan untuk mendeteksi hotspot
- Satelit LEO dan GEO
1. Hotspot
Titik panas atau Hotspot adalah anomali termal, biasanya berupa sumber panas, yang bisa menjadi indikasi awal adanya kebakaran.
Hotspot berasal dari data satelit multispektral yang diproses menggunakan algoritma khusus untuk menyoroti area dengan suhu yang lebih tinggi dari normal.
Setiap hotspot memiliki akurasi lokasi yang terkait, berdasarkan resolusi piksel dari instrumen satelit.
Hal ini divisualisasikan di antarmuka sebagai lingkaran di sekitar pusat hotspot. Akurasi ini (juga dikenal sebagai GSD) bergantung pada karakteristik sensor, dan untuk satelit GEO juga dipengaruhi oleh posisi piksel terhadap sumbu optik instrumen.
Dengan kata lain, hotspot terdeteksi dari data satelit yang bisa mendeteksi panas. Masing-masing memiliki akurasi lokasi berbeda tergantung tingkat detail dari satelitnya. Nanti dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana akurasi lokasi ini ditampilkan menurut jenis satelit.
ℹ️ Hotspot adalah unit terkecil yang membentuk Cluster. Setiap hotspot adalah deteksi individual dari satu satelit.
Setiap hotspot memiliki menu sendiri, mirip dengan cluster, yang mencakup informasi seperti:
- Detail: Ringkasan waktu dan informasi pemicu deteks
- Waktu Akuisisi: Saat citra diambil oleh satelit
-
- Waktu Deteksi: Saat anomali termal (hotspot) diproses*
-
- Cuaca Pada Waktu Akuisisi: Kondisi cuaca saat citra diambil
-
- Citra Visual Tersedia: Gambar visual terkait
-
- Data Ilmiah: Informasi tentang intensitas sumber panas
- Data Ilmiah: Informasi tentang intensitas sumber panas
Overpass Satelit LEO: Konfirmasi dari satelit orbit rendah tentang deteksi hotspot
*Perhatikan perbedaan antara Waktu Akuisisi dan Waktu Deteksi. Lihat bagian FAQ untuk penjelasan lebih lanjut.
2. Satelit untuk Deteksi Hotspot
Seperti disebutkan sebelumnya, ukuran hotspot berkaitan langsung dengan akurasinya, yang bergantung pada jenis satelit yang mendeteksinya.
Kami menggunakan dua jenis satelit:
- Satelit LEO (Low Earth Orbit):
Berada di orbit rendah, sekitar < 1.000 km dari permukaan bumi.
Karena dekat, mereka menangkap citra detail dan dapat mendeteksi kebakaran kecil dengan presisi tinggi.
Namun, waktu kunjung ulang ke lokasi yang sama bisa memakan waktu beberapa hari. - Satelit GEO (Geostationary Orbit):
Berada di ketinggian 35.786 km dan berputar seiring rotasi bumi, sehingga tampak diam di satu titik. Mampu memantau setengah permukaan bumi setiap 15–30 menit. Cakupannya luas, tapi resolusinya lebih rendah dibanding LEO.
Comparison between LEO and GEO Satellites
3. Membedakan Hotspot
Meskipun sebagian besar informasi dipusatkan dalam klaster, penting untuk memahami perbedaan antar deteksi hotspot.
Deteksi hotspot berbeda dalam dua aspek utama:
- Warna:
Warna menunjukkan usia deteksi.- Hotspot baru → warna terang
- Hotspot lama → warna abu-abu
Ukuran:
Ditentukan oleh jenis satelit dan resolusi sensornya (GSD).
Semakin kecil hotspot-nya, semakin tinggi akurasinya.
Image of a Cluster with several hotpots differing in size and colour.
📷 Gambar klaster dengan beberapa hotspot berbeda warna & ukuran
Dalam gambar di bawah, kamu dapat melihat hubungan antara ukuran dan usia hotspot.
Hotspot ditampilkan sebagai lingkaran:
- Lingkaran besar = deteksi dari GEO
- Lingkaran kecil = deteksi dari LEO
Hal ini berhubungan langsung dengan resolusi piksel (GSD) dari satelit.
Poin Penting:
- Satu hotspot = satu deteksi satelit
- Hotspot adalah fondasi dari cluster
→ Satu cluster bisa terdiri dari banyak hotspot atau hanya satu - Warna hotspot menunjukkan usia, bukan intensitas
- Satelit LEO: lebih akurat, bisa melakukan >20 pengamatan ulang per hari di satu lokasi
Satelit GEO: cakupan luas 24/7, pembaruan setiap 10–20 menit, cocok untuk pemantauan skala besar tapi dengan detail lebih rendah